Tema: Aksiku untuk perubahan iklim dunia.
Sebuah planet dinyatakan layak menjadi tempat tinggal bagi makhluk hidup bilamana didapati adanya air atau H20. Oleh karena itu air dapat dianggap sebagai sumber suatu kehidupan, sumber yang sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan. Bumi ini berbeda dengan dengan planet-planet di tata surya ini hampir dua pertiga bumi terdiri dari laut sedangkan sisanya adalah dataran. Sehingga bumi sangat cocok sebagai tempat tinggal bagi makhluk hidup.
Bukan hanya sekedar air, namun air yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup seperti manusia merupakan salah satu yang prioritas. Telah kita ketahui bahwa sekitar 75% dari tubuh manusia terdiri dari air, dan dibutuhkan regulasi air untuk mengganti air dalam tubuh. Untuk itu manusia perlu akan suplai air bersih minimal untuk kebutuhan basal tubuh. Tidak hanya manusia bahkan hewan dan tumbuhanpun memerlukan ketersediaan air bersih untuk melaksanakan kebutuhan basalnya. Kriteria air bersih merupakan air yang aman dan sehat untuk dikonsumsi, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung racun, dan Ph netral. Sehingga, walaupun bumi memiliki banyak air laut, namun perlu untuk mengolah air tersebut agar memenuhi kriteria akan air bersih.
Kita bisa mendapatkan sumber air bersih dari sungai, air hujan, dan air tanah. Namun bila kita menilik keadaan sumber-sumber air tersebut tidak lagi dapat diandalkan sebagai sumber air bersih. Banyak sungai yang sudah tercemar oleh limbah rumah tangga maupun pabrik, air hujan yang tidak terserap dengan baik hingga menyebabkan banjir, dan air tanah yang semakin sedikit. Memang mengendalikan pencemaran air sangat sulit, sebab air merupakan substansi yang mengalir dan merembes dengan cepat mengakibatkan kerusakan hebat pada sektor lain, terutama kesehatan.
Ketersediaan air bersih yang kian menipis bersamaan dengan jumlah populasi manusia yang semakin meningkat memberikan kondisi yang berbanding terbalik. Kita perlu menabung air agar generasi selanjutnya tetap dapat mendapatakan suplai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pembangunan membuat jumlah lahan terbuka semakin sedikit, sehingga daerah resapan juga semakin sedikit. Menurunnya areal resapan mengakibatkan terbuangnya air hujan secara sia-sia masuk kedalam selokan, terlebih malah dapat menyebabkan banjir. Permasalahan banjir ini merupakan hal umum yang terjadi di daerah perkotaan, dimana sebagian besar tanah sudah ditutup oleh semen.
Untuk mengembalikan ketersediaan air tanah seharusnya kita memanfaatkan air hujan agar tidak terbuang sia-sia dengan cara menabung air. Karena lahan kota yang terbatas maka perlu adanya effesiensi dalam menabung air, dengan ukuran yang sekecil-kecilnya dapat menabung air sebanyak-banyaknya. Dalam menabung air kita dapat mengaplikasikan pembuatan lubang kecil yang diisi oleh lapisan organik di halam rumah kita.
Dengan membuat lubang galian berukuran 30cmx30cm sedalam kurang lebih 100 cm di halaman rumah kita (Gambar 1), kemudian lubang galian tersebut diisi dengan lapisan-lapisan organik. Lapisan pertama diisi dengan pecahan batu bata atau genteng, jenis batu dari tanah liat ini dapat dengan mudah menyerap dan menyimpan air. Lapisan kedua merupakan potongan ranting atau ijuk yang berfungsi sebagai penyaring dan penahan arus air. Lapisan ketiga merupakan sampah organik segar yang dapat berupa cacahan daun ataupun kulit buah, fungsi dari lapisan ini merupakan penahan arus air yang turun sebelum disaring. Kemudian pada lapisan ke empat diisi dengan sampah organik kering, seperti daun kering, jerami, atau kertas koran yang kemudian berfungsi sebagai sumber kompos bagi aktifitas faunah tanah, seperti cacing tanah, dan akar tanaman. Kemudian pada lapisan terakhir ditutup dengan tanah hingga lubang tertutup dengan sempurna, kita juga bisa menanam bibit tanaman sebagai penanda lubang galian resapan yang telah kita buat. Lubang galian ini tidak perlu dibuka karena seiring berjalannya dengan waktu materi organik tersebut akan bercampur dengan tanah dan menjadi humus.
Kelebihan lubang galian resapan tersebut dapat memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah, sebagai kompos alami, mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut, mengurangi resiko banjir di musim hujan, dan terlebih lagi dapat menyaring komponen negatif yang terkandung dalam air sehingga dapat menghasilkan air tanah yang bersih.
Lubang galian resapan ini mudah diaplikasikan dihalaman rumah kita dengan biaya yang sangat rendah, terlebih lagi kita tidak repot untuk mengurusnya karena hanya perlu dilakukan satu kali saja pada awal pembuatan selanjutnya tinggal kita biarkan. Maka kita dapat berkontribusi untuk ketersediaan air bersih bagi generasi selanjutnya.
Nama : Gavrila Amadea
Alamat : Kupang Jaya V no 4 Surabaya
Tempat Lahir : Magelang
Tanggal Lahir : 14 November 1993
Instansi : Universitas Airlangga
Tema : Aksiku untuk Perubahan Iklim Dunia
Judul :Yuk, Kita Menabung Air
0 comments:
Post a Comment