LCF YOUTH CAMP – Bring your tumbler team
Ketika berbicara tentang Perubahan Iklim, maka hal yang banyak pasti terlintas adalah naikknya suhu, mencairnya es, hilangnya pulau-pulau kecil, dan lain sebagainya. Namun apakah kita sendiri berpikiran bahwa kita sendiri juga salah satu dari penyebab perubahan iklim ? Apakah kita sendiri menyadari bahwa sudah ber kilo-kilo jejak karbon yang kita keluarkan selama hidup kita ? Lalu ketika kita sudah tahu dan sadar akan hal tersebut, apa yang akan lakukan ? Menjadi seseorang yang awareness terhadap perubahan iklim tidak semudah membalikkan tangan. Bahkan para aktivis lingkungan pun setiap harinya juga menghasilkan jejak karbon yang memiliki dampak teerhadap terjadinya perubahan iklim. Namun setidaknya kita dapat melakukan sesuatu minimal membantu melunasi “utang” kita terhadap jejak karbon yang telah kita keluarkan.
IMG_1490
LCF (Little Circle Foundation) Youth Camp merupakan salah satu gerakan anak muda bangsa dimana bertujuan untuk melunasi “hutang” karbon yang selama ini mereka keluarkan selama hidupnya. Kegiatan ini tidaklah dapat merubah kondisi iklim secara mendunia, tapi minimal kita bisa sedikit membantu untuk mengajak orang-orang lain untuk melunasi hutang jejak karbon mereka. Kegiatan LCF Youth Camp memberikan kita pengalaman, pengetahuan, serta hal-hal yang baru yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari setidaknya untuk mengurangi jejak karbon yang kita berikan ke Bumi setiap harinya. Kegiatan LCF Youth Camp yang dilakukan selama tiga hari tersebut memberikan kami pelajaran bahwa bumi ini adalah sesuatu yang sangat berharga dan sebenarnya sangat layak untuk kita jaga.
LCF Youth Camp dilaksanakan selama tiga hari di hotel Puri Dalem, Sanur pada tanggal 20-22 November 2015. Kegiatan yang kami lakukan meliputi banyak hal antara lain pemberian materi, kegiatan diskusi, hingga kegiatan beach clean up di Pantai Sanur. Materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut sangat beragam mulai pengetahuan tentang Perubahan Iklim, bagaimana kita membuat sebuah project tentang perubahan iklim, serta masih banyak yang lainnya. Kegiatan camp ini sejatinya bertujuan untuk mendukung gerakan anak muda yang akan berkampanye untuk mengurangi dampak Perubahan Iklim melalui kegiatan seminar dan juga diskusi sehingga akan membuka wawasan mereka tentang Perubahan Iklim itu sendiri. Kegiatan ini juga tak lebih dari halnya TOT (Training of Trainer) dimana kita diberi wawasan tentang perubahan iklim, membuat project, memperoleh funding, dan belajar berinteraksi sehingga nanti kita dapat pula menerapkan hal tersebut untuk mengajak dan memberikan pengajaran kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi dampak Perubahan Iklim. Mari bergerak mari bertindak, Selamatkan bumi kita ! Satu hal kecil yang nyata lebih berarti daripada hal besar tapi hanya berupa rencana.
Herlambang Aulia Rachman
———————————————————-
LCF YOUTH CAMP: CLIMATE CHANGE IN ACTION
LCF Youth Camp merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh LCF (Little Circle Foundation), yang mengangkat tema climate change in action. Kegiatan ini mengarah tentang bagaimana kita sebagai generasi muda dalam upaya menjaga lingkungan dan menanggapi isu-isu lingkungan saat ini. Kegitan yang berlangsung selama 3 hari ini dilaksanakan pada jumat 20 Nopember hingga 22 Nopember 2015 yang diikuti oleh 6 team yang menjadi peserta, yang anggota masing-masing dari team berjumlah sekitar 10 orang. Dimana Bali mendapat kehormatan sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan camp.
Kegiatan yang bertema lingkungan ini dimulai 13.30 WITA yang dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama. Kemudian diteruskan oleh sambutan Dwi Krisna selaku ketua dari LCF Youth Camp menyampaikan beberapa informasi dan garis besar tentang camp yang diadakan. Setelah opening ceremony selesai dilanjutkan dengan group and project introduction dimana dari masing-masing team memperkenalkan anggota kelompok juga memaparkan sedikit tentang project yang akan dilakukan secara singkat. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber, untuk session ini terdiri dari dua sassion dimana pada session pertama diisi oleh bapak Gede Karang yang membawakan materi tentang Global maritime (Global climate change). Untuk session kedua dilanjutkan dengan pemaparan tentang climate change politic yang dibawakan oleh Ananda Pratama, pada session ini banyak membahas tentang COP-21 yang dimana akan dilangsungkan pertemuan yang bertujuan mengikat suatu negara untuk berkomitmen mengurangi perubahan iklim yang setiap negara memiliki komitmen masing-masing yang bisa dipertanggung jawabkan. Selanjutnya dilakukan group discussion dimana pada session ini yang telah terbagi menjadi beberapa kelompok yang isinya dari terdiri dari perwakilan keenam project itu. Pada group discussion para peserta mengungkapkan penyelesaian isu-isu lingkungan, dan saling bertukar fikiran antar individu pada kelompok tersebut.
Pada hari berikutnya sekitar pukul 07.00 WITA peserta diarahkan untuk sarapan yang selanjutnya akan dilaksanakan session ketiga, pada session ketiga ini sebagai pemateri yaitu Justina. Justina memaparkan tentang Design Project yang meliputi beberapa tahapan yaitu, empati, ideate, prototype, dan repeat. Selanjutnya session keempat diisi oleh Stela yang memaparkan tentang YSEALI, dimana Alit Sudarsana selaku pendiri LCF (Little Circle Foundation) merupakan alumni mereka. Untuk session ke lima disi oleh Keke yang membahas tentang climate change, pada session ini kita juga diajak untuk memikirkan apa yang akan pemerintah ambil tentang kebijakkan terkait anggaran negara. Jika masalah yang dihadapi ada bencana asap yang berdampak pada kesehatan masyarakat sedangkan disisi yang lain pemerintah juga harus memikirkan pembangunan. Peserta diajak berfikir bagaimana dampak yang ditimbulkan atas pilihan yang diambil. Kemudian dilanjutkan group discussion, pada session ini lebih banyak tentang interaksi antar individu misalnya bagaimana reaksi saat berinteraksi dengan orang lain. Kemudian session dilanjutkan oleh Prita dari Kopernik, beliau menjelaskan kegiatan dari kopernik yang meliputi kegiatan kopernik itu sendiri mereka bergerak dibidang wirausaha tetapi yang berbasis lingkungan dimana mereka membuat alat pemenuhi kebutuhan akan misalnya listrik, air bersih, transportasi yang sistemnya ramah lingkungan. Sekitar 19.45 WITA dilangsungkan proposal discussion and feedback, dari masing-masing team memaparkan secara detail bagaimana project yang akan dilakukan didepan juri yang terdiri dari Justina, Keke, dan Prita (kopernik). Dari juri akan memberikan pengarahan apa yang perlu ditambahkan atau diperbaiki dari kegiatan tersebut.
Hari ketiga pada 07.00 WITA dilakukan outdoor activity yang dilakukan dengan mengambil sampah yang ada di pantai sanur. Camp ini bertujuan bukan hanya dapat memaparkan dari segi teori saja tetapi juga bagaimana aksi nyata kita dalam menjaga lingkungan salah satunya dengan membersihkan pantai sanur ini. Dilanjutkan dengan session keenam tentang Environmental (Issue and roles of young generation for sustainable), pada session ini lebih banyak mengangkat apa saja yang telah terjadi di bumi dan bagaimana dampak yang ditimbulkan jika tidak ada upaya nyata untuk memperbaikinya khususnya untuk pemuda karena sekarang ini merupakan era mereka. Selanjutnya dilakukan group discussion and final presentation, dimana dari masing-masing team akan memaparkan kegiatan mereka yang telah diberi saran oleh juri pada malam sebelumnya. Mereka akan memaparkan alur dari kegiatan yang dilakukan, apa dan bagaimana. Pada 16.30 WITA dilakukan closing ceremony, kemudian Dwi krisna menyampaikan beberapa patah kata tentang bagaimana camp ini berjalan. Lagu Indonesia Raya kemudian dikumandangkan secara bersama-sama sekaligus mengakhiri kegiatan camp ini. Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak baik bagi alam dan diri sendiri, karena tidak hanya dapat berbicara tetapi juga harus dapat melakukan aksi nyata. Tidak akan didapatkan luaran yang diharapkan jika tidak ada upaya yang dilakukan. Sehingga perlu ada rasa saling memiliki untuk alam tercinta ini. Kegiatan yang bertujuan positif akan menghasilkan dampak yang positif pula.
0 comments:
Post a Comment